"Hai Tuan Putri, ada Ksatria yang ingin mengajakmu bermain di taman labirin"
Putri memicingkan mata mendengar sapaan Peri pagi itu. "Ksatria mana?" tanyanya. Lalu alis Putri terangkat saat mendengar jawaban Peri.
Bermain di taman labirin. Dengan Ksatria itu.
Bukan sesuatu yang Putri bayangkan, tapi ia beranjak keluar kamar juga.
Tiga menit berkuda, Putri pun sampai ke taman labirin. Tidak ada Ksatria di sana. Putri lalu memutuskan masuk labirin sendirian. Baru saja ia akan membuka gerbang labirin, seseorang menepuk pundaknya. Putri menoleh dan tersenyum pada Ksatria. Senyum Putri berganti kerutan kening ketika Ksatria berkata "Hey! Kau mau masuk bersamaku? Kebetulan aku juga sedang mencari cara tercepat keluar dari labirin ini". Kebetulan? Tapi kata Peri...
"Ah sudahlah," Putri menepis pikiran itu. Kakinya sudah melangkah masuk labirin bersama Ksatria. Putri melihat sekeliling, lalu tertegun. Labirin ini sama sekali baru untuknya. Hari itu bukan pertama kalinya ia bermain di taman labirin, tapi bahkan belokan pertama di depannya rasanya belum pernah ia lihat. Putri mengedikkan bahunya, "Ah, yang baru-baru biasanya seru, kan..".
Matahari sudah hampir tepat di atas kepala. Putri mulai berdecak tak sabar. Ksatria yang katanya mengajaknya bermain ternyata sering melesat pergi, tiba-tiba kembali, lalu pergi lagi. "Apanya yang bermain bersama sih kalau begini?" pikir Putri kesal.
"Ah sudahlah," lagi-lagi Putri menepis keributan dalam kepalanya. Ia mulai sibuk mencoba membayangkan pola labirin baru itu, membandingkannya dengan labirin-labirin lain yang sudah pernah dilewatinya, dan memikirkan kemungkinan jalan tercepat untuk keluar darinya. Tak lagi gemas dengan cara Ksatria bermain bersama, Putri sudah sangat senang karena belajar banyak hal baru selama perjalanannya dalam labirin.
Putri duduk bersandar ke dinding labirin, mengeluarkan kertas dan pensil dari tasnya, lalu mulai menggambar. Setengah jalan ia menggambar, tiba-tiba Ksatria datang dan duduk di sebelahnya. "Apanya yang bermain bersama kalau kau berjalan sendiri dan aku berjalan sendiri?" Putri berkata tanpa mengangkat pandang dari kertasnya. Ksatria tertawa, "Ah, kau salah dengar rupanya.. Aku tadi cuma mengajakmu masuk bersama kan? Hari ini misiku adalah mencari jalan keluar tercepat, mana kutahu kau ingin berjalan bersamaku."
Putri mendelik, dalam hati ingin mencubit Peri keras-keras tapi lalu menghela napas dan tersenyum. Hari itu terlalu cerah untuk dirusak dengan kekecewaan. "Sudah kau temukan jalan keluar tercepatnya?" tanya Putri. Ksatria menggeleng, "Tapi barangkali dengan gambarmu kita bisa temukan jalan itu". Putri mengangguk dan melanjutkan gambarnya, tentu disela dengan masukan Ksatria dan perdebatan di sana-sini. Perdebatan mereka bertabur tawa, meskipun kadang Putri frustrasi serasa ingin membenturkan kepala ke dinding labirin karena kekeraskepalaan Ksatria.
Akhirnya mereka berdua menyelesaikan gambar peta labirin. Berbekal peta itu, dengan cepat mereka bisa menemukan jalan keluar. Putri senang sekali, tapi..
..tak jauh di hadapan mereka, tampak labirin lain.
"Masuk bersama lagi?" tanya Ksatria.
Putri mengerjapkan mata. Candaan semesta macam apa ini.
Ditatapnya mata Ksatria, "Well, your call".
Catatan:
~ Booook ini susah bener nulisnya heuuuuu.. Ngedraft berhari-hari dan hasilnya begini doang T_T tapi ya lumayanlah heheh *menghibur diri*
~ Hey ...! For the coolest conversation in my life so far, I salute and thank you :D
Thursday, 9 January 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment